Saturday, December 27, 2008

si sapi, si kambing, si kuda, dan si harimau

Apakah kau yang membaca blog ini pernah mendapat semacam kuis psikologi, dimana dalam kuis itu kita disuruh memprioritaskan antara si sapi, si kambing, si kuda, dan si harimau? Kemudian setelah menjawab akan ada penjelasan mengenai arti dibalik itu.

Saya mendapatkan kuis itu. Urut pilihan saya ya, sapi, kambing, kuda, harimau. Kemudian kuis itu menjelaskan kalau sapi adalah karir, kambing adalah keluarga, kuda adalah cinta, harimau adalah uang. Begitulah menurut kuis itu prioritas hidup saya. Saya mengutamakan uang setelah cinta, setelah keluarga, setelah karir.

Alasan urutan hewan itu bagi saya adalah karena saya suka kekaleman. Urutan-nya menurut saya begitu. Harimau tentu saja yang terakhir, dia tukang makan orang, eh, daging.

Tak saya risaukan tapi lama2 kepikiran. Karena begitulah pilihan urutan hewan yang saya memang suka. Namun perbandingan nya cukup membuat bertanya-tanya. Mengapa sapi yang begitu gemuk diibaratkan karir, dan kuda yang kuat digambarkan sebagai cinta?

Setelah saya pikir dan mencoba mengambil sudut pandang. Jika saya memiliki hewan-hewan ini disekitar saya. Dan jiwa psikologi saya menggenggam mereka. Bagaimana kebutuhan saya akan hewan-hewan tersebut? Jika saya memiliki seekor harimau. dia kuat dan dia mampu memangsa yang lain, saya akan memiliki nya jika saya perlu membabat manusia lain. Mungkin itulah kebutuhan manusia akan uang, untuk membabat yang lain.

Kemudian kuda, kuda bisa saya gunakan untuk saya tunggangi, dimana saya diringankan bebannya untuk keliling kemana-mana, begitu kah kebutuhan saya akan cinta? suatu tempat untuk bersender, rileks dan dengan otomatis saya akn sampai tujuan. Mungkin dengan bantuan pengarahan yang tepat.

Kambing? sama seperti sapi namun kecil, lebih mudah untuk bersahabat, lebih mudah untuk diajak kompromi. Seperti Keluarga kah? mudah2an.

Kemudian terakhir sapi, yang merupakan pilihan utama saya. Sangat kalem, sangat rileks. mungkin susah untuk dirawat namun jika dibina dengan baik akan sangat berguna. Jika dikaitkan dengan karir? kalem jelas, jika tidak digubris juga dia tidak akan menggubris balik. Jika diusahakan dengan baik maka dia akan menjadi penentu kehidupan kita. saya rasa begitu.

Jadi alasan kekaleman yang saya tuangkan dalam prioritas mencerminkan bahwa saya mengutamakan karir. Padahal notabene orang dalam hidup saya bilang bahwa saya pemalas dan tak mengutamakan karir, mari kita lihat saja.

2 Comments:

Blogger satirelane said...

siapa bilang pemalas? ;)

3:43 PM  
Blogger satirelane said...

i love you, kechu

11:45 AM  

Post a Comment

<< Home